Sunday 18 December 2011

Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.

Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” 1 Yohanes 4:9-10
*courtesy of PelitaHidup.com
Mari bersyukur untuk waktu yang indah yang sedang kita rayakan yaitu Hari Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Allah Bapa di surga mengutus AnakNya yang tunggal untuk menjadi manusia, agar setiap manusia yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sama halnya ketika dalam Perjanjian Lama, Bangsa Israel harus mempersembahkan domba yang sempurna dan tidak bercacat cela sebagai korban sembelihan dan korban bakaran, demikian juga hanya manusia yang sempurna yang tidak bercacat dan tidak bercela yang dapat menebus dosa umat manusia, sehingga hubungan manusia dan Bapa di surga dapat dipulihkan.
Seberapa banyak dari kita yang sudah sering mendengar mengenai kisah ini, biarlah kita tetap menyadari hari demi hari bahwa Tuhan senantiasa ingin hadir dalam setiap langkah hidup kita.
*courtesy of PelitaHidup.com

Dia telah menebus dosa kita di atas kayu salib, sekali untuk selamanya. Dan tidak akan ada lagi penebusan dosa lainnya yang dapat menggantikan karya salib tersebut.

Oleh karena itu marilah kita bersyukur atas anugerah yang telah diberikan bagi kita dan marilah kita memanfaatkannya secara maksimal. Biarlah kita menjadi umat yang kudus dan yang berkenan di hadapan Allah, serta menjadi terang dimanapun kita berada.
*courtesy of PelitaHidup.com
Sehingga melalui kesaksian hidup kita, tidak hanya pribadi kita sendiri saja yang beroleh keselamatan, tetapi orang lain juga dapat menikmati keselamatan yang kekal itu.
Biarlah renungan yang singkat ini dapat menggugah setiap hati kita untuk menjadikan momen Natal yang indah ini sebagai refleksi dari hidup yang telah kita jalani. Apakah kita sudah hidup seturut kehendak Tuhan? Apakah masih banyak hal yang perlu kita perbaiki? Apakah selama ini begitu banyak alasan yang membuat kita menunda-nunda panggilan Tuhan?
*courtesy of PelitaHidup.com

Begitu banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan. Dan Tuhan rindu untuk menjadi teman, partner dan sahabat dalam hidup kita, untuk menjangkau banyak jiwa bagi kemuliaan nama Tuhan.

Mari kita semua menyambut kedatanganNya tidak hanya di dunia ini saja, tetapi di dalam hati kita, sehingga Dia menjadi Raja di dalam hidup kita, Raja Damai.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16

Selamat Hari Natal 2010

dan

Selamat Tahun Baru 2011

Tuhan Yesus memberkati kita semuanya. Haleluya!

Saturday 19 November 2011

DOA 
DI DENGAR OLEH ALLAH
DOA ADALAH ALAT KOMUNIKASI
DOA ADALAH SALAH SATU SENJATA 
DOA ADALAH KEINGINAN YANG DISAMPAIKAN
DOA ADALAH UNGKAPAN PERASAAN
DOA ITU SANGAT PENTING ... !

Bapa kami yang ada di surga
Dimuliakanlah nama-Mu
Datanglah Kerajaan-Mu
Jadilah kehendak-Mu
Di atas bumi seperti di dalam Surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
Dan ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan
Tetapi bebaskan kami dari yang jahat
[Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya
Amin.]

Tuesday 8 November 2011


Ulangan 6:4-5 “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”
“haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.” (Ulangan 6:7-9). 

Roma 5:5 “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” Kasih Allah dapat kita terima oleh karya Roh Kudus di hati kita. Karena itu kita selalu diajar supaya memiliki hati yang terbuka untuk Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus, mustahil kita bisa mengasihi Tuhan, mengasihi sesama manusia apalagi mengasihi musuh. Kalau kita percaya kepada Allah di dalam Yesus maka Roh Kudus dicurahkan ke hati kita.
Kutak membawa apapun juga
Saat ku datang ke dunia
Kutinggal smua pada akhirnya
Saat ku kembali ke Surga
Inilah yang kupunya Hati sbagai Hamba
Yang mau taat dan setia padaMu Bapa
Kemana pun kubawa hati yang menyembah
Dalam Roh dan Kebenaran sampai slamanya.
Bagaimana aku membalas kasihMu
Semua yang kupunya itu milikMu.

Friday 28 October 2011

MEMBANGUN RUMAH TUHAN DI DALAM DIRI KITA


“Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan: nama-Ku akan tinggal disana; dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini”

Melakukan kehidupan doa pribadi di rumah sendiri itu hal yang baik, namun satu hal yang penting dan tidak boleh diabaikan adalah datang berdoa di rumah Tuhan. Karena disitulah Allah hadir dan mendengarkan seruan permohonan yang dipanjatkan di dalam Bait-Nya.

“Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam. Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam. [...]

Thursday 27 October 2011

MAKNA PUASA BAGI JEMAAT GPI JALAN SUCI

“Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” (Yohanes 6:35). Hati Tuhan kecewa dan sedih sehingga Dia bertanya, “Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat.” (Yesaya 55:2). Memang tidak mudah berpuasa dari ‘makanan duniawi’, itulah yang disebut penyangkalan diri. Mampukah kita? Tertulis: “roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41) dan kita tahu bahwa “…keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh…” (Galatia 5:17).

Sunday 16 October 2011

KASIH YESUS MANIS DAN INDAH
KASIH YESUS MANIS DAN INDAH
KASIH YESUS MANIS DAN INDAH 

OH .. OH .. OH  SUNGUH INDAH  !!!
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.  Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.  Yesaya 55 ayat 8-9:

Saturday 15 October 2011

JALAN KEBENARAN DAN HIDUP

Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri” (Ibr. 10:19).

Tuesday 11 October 2011

BESARNYA KASIH KARUNIA ALLAH

BESARNYA KASIH KARUNIA ALLAH
Efesus 2:1-10

* Efesus 2:1-10
2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
2:3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
2:4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,
2:5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan --
2:6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,
2:7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.


" karena begitu besar kasih ALLAH akan kita manusia , IA mengaruniakan anak NYA yang Tunggal Tuhan kita Yesus Kristus . "

Saturday 8 October 2011

TIM TAMBORIN GEREJA PEKABARAN INJIL JALAN SUCI JAYAPURA YANG SENANTIASA MENEMANI IBADAH-IBADAH DI GEREJA , MEREKA ADALAH ANAK-ANAK SEKOLAH MINGGU YANG DIBINA OLEH KAKAK-KAKAK MEREKA . SETIAP MINGGU MEREKA LATIHAN 1 KALI . ADAPUN KAKAK PEMBIMBING MEREKA ADALAH KK PRISKILA ATHABU , KK MEY JITMAU , KK GRACE KAMBU .
Baca: 1 Korintus 12:12-31
“Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” 1 Korintus 12:27
Ekklesia adalah kata Yunani untuk gereja dalam Perjanjian Baru. Gereja yang dimaksud tidak mengacu pada sebuah gedung atau bangunannya, namun orang-orang yang telah menerima Yesus Kristus. Kata ekklesia tersebut menggambarkan karakter gereja yang sesungguhnya. Dalam Perjanjian Lama digambarkan tentang bangsa Israel yang dipanggil secara bersama-sama meski dalam waktu yang berbeda untuk mendengarkan perkataan Allah melalui nabi-nabinya seperti Musa, Samuel dan lainnya. Dengan kata lain mereka berkumpul untuk mendengarkan firman atau perintah Allah. Jadi definisi awal dari gereja adalah kumpulan orang yang datang bersama-sama untuk menerima pesan Allah. Mereka berkumpul bukan untuk menyuarakan pikiran dan pendapat mereka sendiri, tetapi untuk mendengarkan suara Allah, menaati dan bertindak bagi Dia.
Dalam suratnya kepada jemaat di Roma dan Korintus, Paulus menyatakan bahwa gereja diumpamakan sebagai tubuh jasmaniah, organisme kompleks yang mempunyai bagian-bagian yang berbeda, yang kelangsungan hidupnya sangat bergantung pada kerjasama yang selaras di angara semua bagiannya. “Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.” (Roma 12:4-5). Kristus adalah kepala tubuh dan umatNya (gerejaNya) sebagai anggota-anggotanya. Dengan demikian, bila Perjanjian Lama dan Baru digabungkan, akan didapat pengertian bahwa gereja adalah tubuh Kristus yang berdiri dari umatNya yang dikumpulkan bersama untuk mendengarkan firmanNya, menaati dan bertindak sesuai firmanNya.
Untuk bertindak sebagai anggota tubuh Kristus kita harus meneladani apa yang sudah dikerjakan olehNya saat di bumi, yaitu Ia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (baca Lukas 19:10). Hidup Tuhan Yesus sepenuhnya dipersembahkan untuk melayani jiwa-kiwa. Dan sebagai tubuh Kristus, gereja (yaitu semua orang percaya) adalah wakil Kristus di dunia ini untuk menyatakan hidupNya dan menyelesaikan pekerjaanNya.

GEREJA PEKABARAN INJIL "JALAN SUCI"




Baptism
Welcome to Jalan Suci
A Brief History of Jalan Suci (The Holy Way in Indonesia)
A support group was established in 1964, but the history of The Holy Way in Indonesia began in February 1965, when the Rev. Edwin Stube and family arrived in Semarang (Central Java). He believed that the Lord wanted to reveal new things about evangelism, worship, training, and ministry, and tried to get the elders and others in the church in Semarang to gather together for fellowship in the Spirit. But they had all become occupied, with various traditional projects and seemed not to have any interest in the work of the Holy Spirit. A report on training programs was submitted, and ignored.
In June of 1966 the Stube family all moved to Nongkodjadjar, a small village in the mountains of East Java. Here the Holy Spirit was gloriously poured out, and God did a sovereign work in the hearts of a number of young people.
Almost immediately these young people were sent out to share what they had received. They went to the Celebes and encountered all sorts of experiences. The boys had come to feel a tremendous need to dig deeply into the Bible to find answers to their questions and direction for the future. God seems to feel that His Word has to be put into practice.
Since then times of travel and experiences of all kinds were always alternated with periods of quietly sitting at God’s feet at home to learn. This study was never divorced from practice. What was learnt in the morning study period was usually put into practice in house-meetings and other opportunities in the afternoons. Two days a week were spent sharing God in the villages.
The vision of a training center was confirmed many times, once in 1968, through a vision that Rochani received, and many times through prophecy, by people who had no idea of the plans and thoughts that were in our minds. The first Bible Training Centre was established in Lawang, East Java, Indonesia, was opened in 1971. It was a radical, non-formal approach to training young people for ministry in the present age. The program provided new students with grounding in the fundamentals of the Bible, experience of evan­gelism; and also the reality of life and ministry in the Body of Christ.
Actually this training approach is as old as Christianity itself, but it is always a challenge that is shockingly new. When you read the New Testament you notice that Jesus never scheduled a class or drew up a curriculum. He just gathered together a little group of young men. He said, "Follow Me." They saw His miracles, and His way of approaching all sorts of people. They observed His teaching to the crowds, His silencing of the Pharisees, His loving ministry of help to the sick and to repentant sinners.

Photo of the First Outreach Team - from 1966
When they had time, Jesus and His disciples sat down and talked over what they were experiencing. His teaching was always non-formal, always practical, and related to the reality of the present situation.
Jesus' training of the disciples could not be separated from His fellowship with them. They ate and slept and worked together. The disciples learned by associating with Him, experiencing His love, observing His life-style, sharing in the secrets of His heart.
It is hard to replicate this way of learning, even though it is clearly successful. It is even harder to keep traditional learning structures from creeping back in. This work describes the heritage and foundation of The Holy Way.
In 1976, the Stubes left the “The Holy Way” in the hands of the young Indonesian people they had trained. Over these decades, Apostolic ministry teams have been sent to many parts of Indonesia and beyond.  Many Training Centres and Worship Centres have been established. God is faithful, and the revealing work of prayer, worship, training and evangelism continues to move on, and we pray that God will continue to work  in power.