Wednesday 21 July 2021

 PAPUA PRAY

 

Friday 18 January 2019





ACARA YOUTH CHAMP DI KABUPATEN MIMIKA TAHUN 2018

PELANTIKAN KETUA PENGURUS SINODE DAERAH GPI JALAN SUCI DI TANH PAPUA BAPAK SIMON SENTUF OLEH KETUA PENGURUS SINODE GPI JALAN SUCI PUSAT BAPAK Ev DARTO Di GEREJA GPI JALAN SUCI CABANG SORONG .

Monday 1 October 2018



HAGAI 2 Ayat 16 " Maka sekarang, perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya, Sebelum ditaruh orang batu demi batu untuk pembangunan bait Tuhan "

Sunday 23 October 2016

TUJUH HARI RAYA YANG DITETAPKAN TUHAN
( DALAM MENYAMBUT HARI RAYA PONDOK DAUN )
 
Inilah waktunya bagi Jemaat TUHAN di akhir zaman, untuk memahami suatu rahasia penting yang terkandung dalam Hari-hari Raya yang TUHAN telah tetapkan. Barangsiapa bertelinga hendaklah ia mendengarkan apa yang ingin disampaikan Roh kepada jemaat-jemaat-Nya.

Di kitab Imamat Pasal 23 kita menemukan bahwa TUHAN menetapkan hari-hari raya yang harus selalu diperingati oleh bangsa Israel turun-temurun, dan hari-hari raya itu wajib diperingati setiap tahunnya pada tanggal yang tetap, tidak boleh diubah-ubah.

“Inilah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, yang harus kamu maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap.” (Ima 23:4).

TUJUH HARI RAYA YANG DITETAPKAN TUHAN

Ada tujuh hari raya yang ditetapkan untuk diperingati di kitab Imamat pasal 23, masing-masing disebutkan tanggalnya, kapan hari raya itu masing-masing harus diperingati setiap tahunnya, yaitu:
  1. Hari Raya Paskah (Pesach) – 14 Nissan
  2. Hari Raya Roti Tak Beragi (HaMatzot) – 15 Nissan
  3. Hari Raya Buah Sulung (Habikkurim) – 17 Nissan
  4. Hari Raya Pentakosta (Savuot) – 6 Sivan
  5. Hari Raya Sangkakala (Rosh Hashanah) – 1 Tishri
  6. Hari Raya Pendamaian (Yom Kippur) – 10 Tishri
  7. Hari Raya Pondok Daun (Sukkot) – 15 Tishri
Bila kita memperhatikan perintah ini terlihat sesuatu yang agak ganjil. Kita mengenal TUHAN kita bukanlah allah yang agamawi dan suka kita melakukan ritual-ritual tertentu, tetapi mengapa Ia memerintahkan kepada bangsa Israel untuk memperingati hari-hari yang tetap, bukan hanya mementingkan makna peringatannya? Tentu TUHAN punya suatu pesan yang penting dibalik perintah memperingati hari-hari itu secara tetap setiap tahun dari generasi ke generasi.

“Itulah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai hari pertemuan kudus… itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun… ” (Ima 23:37-41)

HARI-HARI RAYA MERUPAKAN NUBUAT

Di Perjanjian Baru, Rasul Paulus menegaskan bahwa segala peraturan mengenai hari-hari raya sesungguhnya merupakan bayangan atau nubuat dari apa yang harus terjadi di masa mendatang, yang menubuatkan peristiwa-peristiwa berkaitan dengan Kristus di zaman akhir.

“Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.” (Kol 2:16-17)

Dunia merayakan hari-hari raya untuk mengingat suatu peristiwa penting yang telah terjadi di masa lampau. Misalnya, setiap bangsa merayakan hari kemerdekaannya setiap tahun, untuk memperingati peristiwa bersejarah di masa lampau, yaitu ketika para pemimpin bangsa tersebut mendeklarasikan kemerdekaan negara mereka masing-masing.
Berbeda dengan itu, hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan justru dimaksud untuk memperingatkan kita akan peristiwa-peristiwa penting yang akan terjadi di masa mendatang, dan peristiwa-peristiwa yang dimaksud adalah mengenai Kristus, kata Alkitab.

HARI-HARI RAYA YANG SUDAH DIGENAPI NUBUATNYA

Sebagai contoh, Hari Raya Pesach (Paskah Yahudi) yang biasa harus dirayakan dengan menyembelih anak domba, memang memperingati peristiwa pembubuhan darah anak domba pada jenang-jenang pintu rumah, untuk menyelamatkan orang Yahudi dari tulah maut yang menyerang anak-anak sulung di Mesir. Tetapi ternyata juga merupakan nubuat yang pada akhirnya digenapi oleh Kristus pada hari yang sama (tanggal 14 Nissan), ketika orang Yahudi memperingati hari raya itu, Yesus Kristus dibunuh sebagai korban penebus dosa umat manusia.

Begitu juga Hari Raya Roti Tak Beragi yang memperingati peristiwa di masa keluarnya bangsa israel dari Mesir membawa adonan roti tanpa ragi, sesungguhnya merupakan nubuat terbentuknya persekutuan orang-orang kudus. Setelah Yesus disalibkan, para murid mulai berkumpul di tempat yang terpisah dari orang banyak, semula mereka bermaksud bersembunyi karena takut tetapi berkembang menjadi suatu kumpulan besar dan menyebar luas menjadi gereja sampai ke seluruh dunia.

“Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.” (1Kor 5:7)

Hari Raya Buah Sulung (Habikkurim) juga merupakan nubuat bahwa pada tanggal 17 Nissan suatu saat akan diunjukkan Buah Yang Sulung. Hal ini digenapi pada tanggal yang sama dengan bangkit-Nya Kristus tiga hari setelah kematian-Nya. Yesus Kristus menjadi Yang Pertama yang bangkit dari kematian dan mengenakan tubuh sorgawi.

“Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal … tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.” (1Kor 15:20-23)

Demikian pula Hari Raya Pentakosta Yahudi (Shavuot), Shavuot merupakan hari peringatan turunnya Sepuluh Hukum TUHAN yang tertulis pada dua loh batu sebagai pengikat Perjanjian antara bangsa Israel dan TUHAN. Tetapi Savuot juga sekaligus merupakan nubuat bahwa TUHAN akan memberikan hukum-hukum-Nya tertulis pada loh hati manusia, melalui karunia Roh Kudus yang akan dicurahkan kepada umat-Nya.

“Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.” (1Kor 15:20)

Hari Raya Pentakosta atau Shavuot yang diperingati lima puluh hari setelah Hari Raya Buah Sulung. Jatuh setiap tanggal 6 Shivan (bulan ketiga Yahudi). Nubuatnya digenapi tepat pada saat orang Yahudi merayakannya.

“Ketika tiba hari Pentakosta (Pesach), semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus… ” (Kisah Rasul 2:1-4)

Empat hari raya yang pertama yang jatuh pada musim Semi (Spring) di atas, telah digenapi nubuatannya. Namun ada tiga hari raya lain yang selalu diperingati pada musim Gugur (Fall) belum digenapi, karena merupakan nubuat mengenai peristiwa Kristus di akhir zaman.

TIGA HARI RAYA TERAKHIR YANG BELUM DIGENAPI NUBUATNYA

Mari kita mempelajari apa yang dipesankan TUHAN lewat tiga hari raya yang terakhir di kitab Imamat pasal 23. Tiga hari raya ini ditetapkan dalam bulan yang sama yaitu pada bulan Tishri, bulan ke tujuh kalender Yahudi.

Pada tanggal Satu bulan Tishri ditetapkan TUHAN sebagai Hari Sangkakala/Serunai (Yom Teruah/Rosh Hashanah). Pada hari itu Sangkakala peringatan untuk berbalik kepada TUHAN dikumandangkan. Pada hari Sangkakala ini umat Yahudi memperingatinya dengan memulai Sepuluh Hari Masa Berbalik (Teshuvah) sampai hari raya Pendamaian.

Pada tanggal Sepuluh bulan Tishri ditetapkan TUHAN sebagai Hari Pendamaian dengan TUHAN (Yom Kippur). Yom Kippur adalah hari raya yang paling khusuk (solemn) bagi orang Yahudi, pada hari itu TUHAN memerintahkan semua orang untuk merendahkan diri di hadapan TUHAN. Orang Israel memperingati hari Yom Kippur dengan mendedikasikan diri sepanjang hari untuk mencari perkenanan TUHAN. Pada akhir hari Yom Kippur berakhirlah masa Sepuluh Hari Teshuvah dengan terjadinya Pendamaian. Pada saat itulah juga Tahun Yobel, Tahun Pembebasan akan diumumkan setiap 50 tahun sekali.

Pada tanggal Lima Belas bulan Tishri ditetapkan TUHAN sebagai Hari Raya Pondok Daun (Sukkot). Berbeda dengan dua hari raya yang mendahuluinya yang harus diperingati dengan prihatin dan khusuk, hari raya ini harus diperingati dengan penuh suka cita dan kegembiraan.

Pada Hari Raya Pondok Daun ini, orang-orang Israel diperintahkan ‘tinggal’ di pondok-pondok ranting dan dedaunan. Perhatikanlah bahwa hal ini sangat spesifik menyangkut ‘tempat tinggal’, ini membawa kita mengingat janji Kedatangan Tuhan Yesus kembali untuk menjemput kita adalah mengenai suatu tempat tinggal di Rumah Bapa yang akan Dia sediakan bagi kita orang percaya.

“Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” (Yohanes 14:2-3)

Hari Raya Pondok Daun juga dikenal dengan sebutan lain, yaitu Hari Raya Pengumpulan Hasil/Penuaian Akhir (Chag Ha-Asif / The Feast of Ingathering). Orang-orang Israel biasa merayakan Sukkot ini sambil mengumpulkan hasil panen raya sampai malam hari, karena pada hari itu bulan akan mencapai purnama penuh (Tanggal 15 Tishri).

“…demikian juga hari raya pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau mengumpulkan hasil usahamu dari ladang.” (Kel. 23:16b)

“Hari raya Pondok Daun haruslah kau rayakan tujuh hari lamanya, apabila engkau selesai mengumpulkan hasil tempat pengirikanmu dan tempat pemerasanmu.” (Ula 16:13)

Hal ini membuat kita mengerti bahwa Sukkot atau Hari Raya Pondok Daun merupakan nubuat berkaitan dengan Hari Kedatangan Tuhan kembali atau “Pengangkatan” orang percaya. Peristiwa “Pengangkatan” (Caught up) sering disebut juga sebagai peristiwa Pengumpulan (Gathering) yang dinubuatkan dengan Hari Raya Pengumpulan Hasil atau Hari Raya Pondok Daun ini.

“Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya (gathering – KJV) kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara…” (2 Tes 2:1)

Inilah waktunya untuk menyingkap rahasia ini kepada Jemaat Tuhan Yesus, yaitu bahwa peristiwa “Pengangkatan” orang percaya (Caught up) yang sering disebut juga sebagai peristiwa Rapture, akan terjadi pada saat yang sama ketika Hari Raya Pengumpulan Hasil atau Hari Raya Pondok Daun diperingati, yaitu pada tanggal 15 Tishri pada suatu saat yang tidak lama lagi.

PESAN TUHAN DALAM HARI RAYA ROSH HASHANAH DAN YOM KIPPUR

Lalu, apa pesan dan nubuat yang terkandung dalam Hari Raya Sangkakala dan Hari Raya Pendamaian ?



Pesan Tuhan mengenai dua hari raya ini adalah agar kita melakukan “Teshuvah” atau “berbalik” setiap memasuki Tanggal 1 Tishri (Hari Raya Sangkakala atau Yom Teruah atau Rosh Hashanah), kita harus memperingatinya dengan melakukan Sepuluh Hari “Teshuvah” sampai Tanggal 10 Tishri (Hari Pendamaian atau Yom Kippur). Selama masa “Teshuvah” kita berbalik dari jalan kita yang melenceng dan kembali mendekatkan diri kita kepada TUHAN, sehingga pada hari raya Pondok Daun kita dapat menghadap Tuhan dengan penuh suka cita sebagai syarat memasuki Hari Raya Pondok Daun, sesuai perintah kitab Imamat.

“… kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, tujuh hari lamanya.” (Imamat 23:40)

“Teshuvah” inilah yang selalu disebut sebagai berjaga-jaga menjelang Kedatangan Tuhan. Kita harus berbalik sebelum Tuhan Yesus datang kembali, jika tidak kita tidak berada dalam keadaan layak untuk menghadap Dia.

“Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” (Lukas 21:36)

Saturday 21 November 2015





 Peresmian Rumah Pastori oleh Gubernur Provinsi Papua yang diwakili oleh Ka Biro Keuangan dan Aset Daerah 
Provinsi Papua .