TUJUH HARI RAYA YANG DITETAPKAN TUHAN
( DALAM MENYAMBUT HARI RAYA PONDOK DAUN )
Inilah waktunya bagi Jemaat TUHAN di akhir zaman, untuk memahami
suatu rahasia penting yang terkandung dalam Hari-hari Raya yang TUHAN
telah tetapkan. Barangsiapa bertelinga hendaklah ia mendengarkan apa
yang ingin disampaikan Roh kepada jemaat-jemaat-Nya.
Di
kitab Imamat Pasal 23 kita menemukan bahwa TUHAN menetapkan hari-hari
raya yang harus selalu diperingati oleh bangsa Israel turun-temurun, dan
hari-hari raya itu wajib diperingati setiap tahunnya pada tanggal yang
tetap, tidak boleh diubah-ubah.
“Inilah hari-hari raya
yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, yang harus kamu
maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap.” (Ima 23:4).
TUJUH HARI RAYA YANG DITETAPKAN TUHAN
Ada
tujuh hari raya yang ditetapkan untuk diperingati di kitab Imamat pasal
23, masing-masing disebutkan tanggalnya, kapan hari raya itu
masing-masing harus diperingati setiap tahunnya, yaitu:
- Hari Raya Paskah (Pesach) – 14 Nissan
- Hari Raya Roti Tak Beragi (HaMatzot) – 15 Nissan
- Hari Raya Buah Sulung (Habikkurim) – 17 Nissan
- Hari Raya Pentakosta (Savuot) – 6 Sivan
- Hari Raya Sangkakala (Rosh Hashanah) – 1 Tishri
- Hari Raya Pendamaian (Yom Kippur) – 10 Tishri
- Hari Raya Pondok Daun (Sukkot) – 15 Tishri
Bila
kita memperhatikan perintah ini terlihat sesuatu yang agak ganjil. Kita
mengenal TUHAN kita bukanlah allah yang agamawi dan suka kita melakukan
ritual-ritual tertentu, tetapi mengapa Ia memerintahkan kepada bangsa
Israel untuk memperingati hari-hari yang tetap, bukan hanya mementingkan
makna peringatannya? Tentu TUHAN punya suatu pesan yang penting dibalik
perintah memperingati hari-hari itu secara tetap setiap tahun dari
generasi ke generasi.
“Itulah hari-hari raya yang
ditetapkan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai hari pertemuan
kudus… itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun…
” (Ima 23:37-41)
HARI-HARI RAYA MERUPAKAN NUBUAT
Di
Perjanjian Baru, Rasul Paulus menegaskan bahwa segala peraturan
mengenai hari-hari raya sesungguhnya merupakan bayangan atau nubuat dari
apa yang harus terjadi di masa mendatang, yang menubuatkan
peristiwa-peristiwa berkaitan dengan Kristus di zaman akhir.
“Karena
itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan
minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya
ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah
Kristus.” (Kol 2:16-17)
Dunia merayakan hari-hari raya
untuk mengingat suatu peristiwa penting yang telah terjadi di masa
lampau. Misalnya, setiap bangsa merayakan hari kemerdekaannya setiap
tahun, untuk memperingati peristiwa bersejarah di masa lampau, yaitu
ketika para pemimpin bangsa tersebut mendeklarasikan kemerdekaan negara
mereka masing-masing.
Berbeda dengan itu, hari-hari raya yang
ditetapkan Tuhan justru dimaksud untuk memperingatkan kita akan
peristiwa-peristiwa penting yang akan terjadi di masa mendatang, dan
peristiwa-peristiwa yang dimaksud adalah mengenai Kristus, kata Alkitab.
HARI-HARI RAYA YANG SUDAH DIGENAPI NUBUATNYA
Sebagai contoh, Hari Raya Pesach (Paskah
Yahudi) yang biasa harus dirayakan dengan menyembelih anak domba,
memang memperingati peristiwa pembubuhan darah anak domba pada
jenang-jenang pintu rumah, untuk menyelamatkan orang Yahudi dari tulah
maut yang menyerang anak-anak sulung di Mesir. Tetapi ternyata juga
merupakan nubuat yang pada akhirnya digenapi oleh Kristus pada hari yang
sama (tanggal 14 Nissan), ketika orang Yahudi memperingati hari raya
itu, Yesus Kristus dibunuh sebagai korban penebus dosa umat manusia.
Begitu
juga Hari Raya Roti Tak Beragi yang memperingati peristiwa di masa
keluarnya bangsa israel dari Mesir membawa adonan roti tanpa ragi,
sesungguhnya merupakan nubuat terbentuknya persekutuan orang-orang
kudus. Setelah Yesus disalibkan, para murid mulai berkumpul di tempat
yang terpisah dari orang banyak, semula mereka bermaksud bersembunyi
karena takut tetapi berkembang menjadi suatu kumpulan besar dan menyebar
luas menjadi gereja sampai ke seluruh dunia.
“Buanglah
ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu
memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih,
yaitu Kristus.” (1Kor 5:7)
Hari Raya Buah Sulung
(Habikkurim) juga merupakan nubuat bahwa pada tanggal 17 Nissan suatu
saat akan diunjukkan Buah Yang Sulung. Hal ini digenapi pada tanggal
yang sama dengan bangkit-Nya Kristus tiga hari setelah kematian-Nya.
Yesus Kristus menjadi Yang Pertama yang bangkit dari kematian dan
mengenakan tubuh sorgawi.
“Tetapi yang benar ialah, bahwa
Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung
dari orang-orang yang telah meninggal … tiap-tiap orang menurut
urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi
milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.” (1Kor 15:20-23)
Demikian pula Hari Raya Pentakosta Yahudi (Shavuot), Shavuot
merupakan hari peringatan turunnya Sepuluh Hukum TUHAN yang tertulis
pada dua loh batu sebagai pengikat Perjanjian antara bangsa Israel dan
TUHAN. Tetapi Savuot juga sekaligus merupakan nubuat bahwa
TUHAN akan memberikan hukum-hukum-Nya tertulis pada loh hati manusia,
melalui karunia Roh Kudus yang akan dicurahkan kepada umat-Nya.
“Tetapi
beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu
itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin
mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah
mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.” (1Kor 15:20)
Hari Raya Pentakosta atau Shavuot yang diperingati lima puluh hari setelah Hari Raya Buah Sulung. Jatuh setiap tanggal 6 Shivan (bulan ketiga Yahudi). Nubuatnya digenapi tepat pada saat orang Yahudi merayakannya.
“Ketika
tiba hari Pentakosta (Pesach), semua orang percaya berkumpul di satu
tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin
keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah
kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap
pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus… ”
(Kisah Rasul 2:1-4)
Empat hari raya yang pertama yang
jatuh pada musim Semi (Spring) di atas, telah digenapi nubuatannya.
Namun ada tiga hari raya lain yang selalu diperingati pada musim Gugur
(Fall) belum digenapi, karena merupakan nubuat mengenai peristiwa
Kristus di akhir zaman.
TIGA HARI RAYA TERAKHIR YANG BELUM DIGENAPI NUBUATNYA
Mari
kita mempelajari apa yang dipesankan TUHAN lewat tiga hari raya yang
terakhir di kitab Imamat pasal 23. Tiga hari raya ini ditetapkan dalam
bulan yang sama yaitu pada bulan Tishri, bulan ke tujuh kalender Yahudi.
Pada
tanggal Satu bulan Tishri ditetapkan TUHAN sebagai Hari
Sangkakala/Serunai (Yom Teruah/Rosh Hashanah). Pada hari itu Sangkakala
peringatan untuk berbalik kepada TUHAN dikumandangkan. Pada hari
Sangkakala ini umat Yahudi memperingatinya dengan memulai Sepuluh Hari
Masa Berbalik (Teshuvah) sampai hari raya Pendamaian.
Pada
tanggal Sepuluh bulan Tishri ditetapkan TUHAN sebagai Hari Pendamaian
dengan TUHAN (Yom Kippur). Yom Kippur adalah hari raya yang paling
khusuk (solemn) bagi orang Yahudi, pada hari itu TUHAN memerintahkan
semua orang untuk merendahkan diri di hadapan TUHAN. Orang Israel
memperingati hari Yom Kippur dengan mendedikasikan diri
sepanjang hari untuk mencari perkenanan TUHAN. Pada akhir hari Yom
Kippur berakhirlah masa Sepuluh Hari Teshuvah dengan terjadinya Pendamaian. Pada saat itulah juga Tahun Yobel, Tahun Pembebasan akan diumumkan setiap 50 tahun sekali.
Pada
tanggal Lima Belas bulan Tishri ditetapkan TUHAN sebagai Hari Raya
Pondok Daun (Sukkot). Berbeda dengan dua hari raya yang mendahuluinya
yang harus diperingati dengan prihatin dan khusuk, hari raya ini harus
diperingati dengan penuh suka cita dan kegembiraan.
Pada
Hari Raya Pondok Daun ini, orang-orang Israel diperintahkan ‘tinggal’ di
pondok-pondok ranting dan dedaunan. Perhatikanlah bahwa hal ini sangat
spesifik menyangkut ‘tempat tinggal’, ini membawa kita mengingat janji
Kedatangan Tuhan Yesus kembali untuk menjemput kita adalah mengenai
suatu tempat tinggal di Rumah Bapa yang akan Dia sediakan bagi kita
orang percaya.
“Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.
Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi
ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke
situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan
membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun
berada.” (Yohanes 14:2-3)
Hari Raya Pondok Daun juga dikenal dengan sebutan lain, yaitu Hari Raya Pengumpulan Hasil/Penuaian Akhir (Chag Ha-Asif / The Feast of Ingathering). Orang-orang Israel biasa merayakan Sukkot
ini sambil mengumpulkan hasil panen raya sampai malam hari, karena pada
hari itu bulan akan mencapai purnama penuh (Tanggal 15 Tishri).
“…demikian
juga hari raya pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau
mengumpulkan hasil usahamu dari ladang.” (Kel. 23:16b)
“Hari
raya Pondok Daun haruslah kau rayakan tujuh hari lamanya, apabila
engkau selesai mengumpulkan hasil tempat pengirikanmu dan tempat
pemerasanmu.” (Ula 16:13)
Hal ini membuat kita mengerti bahwa Sukkot atau
Hari Raya Pondok Daun merupakan nubuat berkaitan dengan Hari Kedatangan
Tuhan kembali atau “Pengangkatan” orang percaya. Peristiwa
“Pengangkatan” (Caught up) sering disebut juga sebagai peristiwa Pengumpulan (Gathering) yang dinubuatkan dengan Hari Raya Pengumpulan Hasil atau Hari Raya Pondok Daun ini.
“Tentang
kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya (gathering – KJV)
kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara…” (2 Tes 2:1)
Inilah waktunya untuk menyingkap rahasia ini kepada Jemaat Tuhan Yesus, yaitu bahwa peristiwa “Pengangkatan” orang percaya (Caught up) yang sering disebut juga sebagai peristiwa Rapture,
akan terjadi pada saat yang sama ketika Hari Raya Pengumpulan Hasil
atau Hari Raya Pondok Daun diperingati, yaitu pada tanggal 15 Tishri
pada suatu saat yang tidak lama lagi.
PESAN TUHAN DALAM HARI RAYA ROSH HASHANAH DAN YOM KIPPUR
Lalu, apa pesan dan nubuat yang terkandung dalam Hari Raya Sangkakala dan Hari Raya Pendamaian ?
Pesan Tuhan mengenai dua hari raya ini adalah agar kita melakukan “Teshuvah” atau “berbalik” setiap memasuki Tanggal 1 Tishri (Hari Raya Sangkakala atau Yom Teruah atau Rosh Hashanah), kita harus memperingatinya dengan melakukan Sepuluh Hari “Teshuvah” sampai Tanggal 10 Tishri (Hari Pendamaian atau Yom Kippur). Selama masa “Teshuvah”
kita berbalik dari jalan kita yang melenceng dan kembali mendekatkan
diri kita kepada TUHAN, sehingga pada hari raya Pondok Daun kita dapat
menghadap Tuhan dengan penuh suka cita sebagai syarat memasuki Hari Raya
Pondok Daun, sesuai perintah kitab Imamat.
“… kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, tujuh hari lamanya.” (Imamat 23:40)
“Teshuvah”
inilah yang selalu disebut sebagai berjaga-jaga menjelang Kedatangan
Tuhan. Kita harus berbalik sebelum Tuhan Yesus datang kembali, jika
tidak kita tidak berada dalam keadaan layak untuk menghadap Dia.
“Berjaga-jagalah
senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari
semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan
Anak Manusia.” (Lukas 21:36)