Sunday, 3 July 2022
Friday, 18 January 2019
Monday, 1 October 2018
Sunday, 23 October 2016
TUJUH HARI RAYA YANG DITETAPKAN TUHAN
( DALAM MENYAMBUT HARI RAYA PONDOK DAUN )
Inilah waktunya bagi Jemaat TUHAN di akhir zaman, untuk memahami 
suatu rahasia penting yang terkandung dalam Hari-hari Raya yang TUHAN 
telah tetapkan. Barangsiapa bertelinga hendaklah ia mendengarkan apa 
yang ingin disampaikan Roh kepada jemaat-jemaat-Nya.
Di 
kitab Imamat Pasal 23 kita menemukan bahwa TUHAN menetapkan hari-hari 
raya yang harus selalu diperingati oleh bangsa Israel turun-temurun, dan
 hari-hari raya itu wajib diperingati setiap tahunnya pada tanggal yang 
tetap, tidak boleh diubah-ubah.
“Inilah hari-hari raya 
yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, yang harus kamu 
maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap.” (Ima 23:4).
TUJUH HARI RAYA YANG DITETAPKAN TUHAN
Ada
 tujuh hari raya yang ditetapkan untuk diperingati di kitab Imamat pasal
 23, masing-masing disebutkan tanggalnya, kapan hari raya itu 
masing-masing harus diperingati setiap tahunnya, yaitu:
- Hari Raya Paskah (Pesach) – 14 Nissan
 - Hari Raya Roti Tak Beragi (HaMatzot) – 15 Nissan
 - Hari Raya Buah Sulung (Habikkurim) – 17 Nissan
 - Hari Raya Pentakosta (Savuot) – 6 Sivan
 - Hari Raya Sangkakala (Rosh Hashanah) – 1 Tishri
 - Hari Raya Pendamaian (Yom Kippur) – 10 Tishri
 - Hari Raya Pondok Daun (Sukkot) – 15 Tishri
 
Bila
 kita memperhatikan perintah ini terlihat sesuatu yang agak ganjil. Kita
 mengenal TUHAN kita bukanlah allah yang agamawi dan suka kita melakukan
 ritual-ritual tertentu, tetapi mengapa Ia memerintahkan kepada bangsa 
Israel untuk memperingati hari-hari yang tetap, bukan hanya mementingkan
 makna peringatannya? Tentu TUHAN punya suatu pesan yang penting dibalik
 perintah memperingati hari-hari itu secara tetap setiap tahun dari 
generasi ke generasi.
“Itulah hari-hari raya yang 
ditetapkan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai hari pertemuan 
kudus… itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun…
 ” (Ima 23:37-41)
HARI-HARI RAYA MERUPAKAN NUBUAT
Di
 Perjanjian Baru, Rasul Paulus menegaskan bahwa segala peraturan 
mengenai hari-hari raya sesungguhnya merupakan bayangan atau nubuat dari
 apa yang harus terjadi di masa mendatang, yang menubuatkan 
peristiwa-peristiwa berkaitan dengan Kristus di zaman akhir.
“Karena
 itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan 
minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya
 ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah
 Kristus.” (Kol 2:16-17)
Dunia merayakan hari-hari raya 
untuk mengingat suatu peristiwa penting yang telah terjadi di masa 
lampau. Misalnya, setiap bangsa merayakan hari kemerdekaannya setiap 
tahun, untuk memperingati peristiwa bersejarah di masa lampau, yaitu 
ketika para pemimpin bangsa tersebut mendeklarasikan kemerdekaan negara 
mereka masing-masing.
Berbeda dengan itu, hari-hari raya yang 
ditetapkan Tuhan justru dimaksud untuk memperingatkan kita akan 
peristiwa-peristiwa penting yang akan terjadi di masa mendatang, dan 
peristiwa-peristiwa yang dimaksud adalah mengenai Kristus, kata Alkitab.
HARI-HARI RAYA YANG SUDAH DIGENAPI NUBUATNYA
Sebagai contoh, Hari Raya Pesach (Paskah
 Yahudi) yang biasa harus dirayakan dengan menyembelih anak domba, 
memang memperingati peristiwa pembubuhan darah anak domba pada 
jenang-jenang pintu rumah, untuk menyelamatkan orang Yahudi dari tulah 
maut yang menyerang anak-anak sulung di Mesir. Tetapi ternyata juga 
merupakan nubuat yang pada akhirnya digenapi oleh Kristus pada hari yang
 sama (tanggal 14 Nissan), ketika orang Yahudi memperingati hari raya 
itu, Yesus Kristus dibunuh sebagai korban penebus dosa umat manusia.
Begitu
 juga Hari Raya Roti Tak Beragi yang memperingati peristiwa di masa 
keluarnya bangsa israel dari Mesir membawa adonan roti tanpa ragi, 
sesungguhnya merupakan nubuat terbentuknya persekutuan orang-orang 
kudus. Setelah Yesus disalibkan, para murid mulai berkumpul di tempat 
yang terpisah dari orang banyak, semula mereka bermaksud bersembunyi 
karena takut tetapi berkembang menjadi suatu kumpulan besar dan menyebar
 luas menjadi gereja sampai ke seluruh dunia.
“Buanglah 
ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu 
memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih,
 yaitu Kristus.” (1Kor 5:7)
Hari Raya Buah Sulung 
(Habikkurim) juga merupakan nubuat bahwa pada tanggal 17 Nissan suatu 
saat akan diunjukkan Buah Yang Sulung. Hal ini digenapi pada tanggal 
yang sama dengan bangkit-Nya Kristus tiga hari setelah kematian-Nya. 
Yesus Kristus menjadi Yang Pertama yang bangkit dari kematian dan 
mengenakan tubuh sorgawi.
“Tetapi yang benar ialah, bahwa 
Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung 
dari orang-orang yang telah meninggal … tiap-tiap orang menurut 
urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi 
milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.” (1Kor 15:20-23)
Demikian pula Hari Raya Pentakosta Yahudi (Shavuot), Shavuot
 merupakan hari peringatan turunnya Sepuluh Hukum TUHAN yang tertulis 
pada dua loh batu sebagai pengikat Perjanjian antara bangsa Israel dan 
TUHAN. Tetapi Savuot juga sekaligus merupakan nubuat bahwa 
TUHAN akan memberikan hukum-hukum-Nya tertulis pada loh hati manusia, 
melalui karunia Roh Kudus yang akan dicurahkan kepada umat-Nya.
“Tetapi
 beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu 
itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin 
mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah 
mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.” (1Kor 15:20)
Hari Raya Pentakosta atau Shavuot yang diperingati lima puluh hari setelah Hari Raya Buah Sulung. Jatuh setiap tanggal 6 Shivan (bulan ketiga Yahudi). Nubuatnya digenapi tepat pada saat orang Yahudi merayakannya.
“Ketika
 tiba hari Pentakosta (Pesach), semua orang percaya berkumpul di satu 
tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin 
keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah 
kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap 
pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus… ” 
(Kisah Rasul 2:1-4)
Empat hari raya yang pertama yang 
jatuh pada musim Semi (Spring) di atas, telah digenapi nubuatannya. 
Namun ada tiga hari raya lain yang selalu diperingati pada musim Gugur 
(Fall) belum digenapi, karena merupakan nubuat mengenai peristiwa 
Kristus di akhir zaman.
TIGA HARI RAYA TERAKHIR YANG BELUM DIGENAPI NUBUATNYA
Mari
 kita mempelajari apa yang dipesankan TUHAN lewat tiga hari raya yang 
terakhir di kitab Imamat pasal 23. Tiga hari raya ini ditetapkan dalam 
bulan yang sama yaitu pada bulan Tishri, bulan ke tujuh kalender Yahudi.
Pada
 tanggal Satu bulan Tishri ditetapkan TUHAN sebagai Hari 
Sangkakala/Serunai (Yom Teruah/Rosh Hashanah). Pada hari itu Sangkakala 
peringatan untuk berbalik kepada TUHAN dikumandangkan. Pada hari 
Sangkakala ini umat Yahudi memperingatinya dengan memulai Sepuluh Hari 
Masa Berbalik (Teshuvah) sampai hari raya Pendamaian.
Pada
 tanggal Sepuluh bulan Tishri ditetapkan TUHAN sebagai Hari Pendamaian 
dengan TUHAN (Yom Kippur). Yom Kippur adalah hari raya yang paling 
khusuk (solemn) bagi orang Yahudi, pada hari itu TUHAN memerintahkan 
semua orang untuk merendahkan diri di hadapan TUHAN. Orang Israel 
memperingati hari Yom Kippur dengan mendedikasikan diri 
sepanjang hari untuk mencari perkenanan TUHAN. Pada akhir hari Yom 
Kippur berakhirlah masa Sepuluh Hari Teshuvah dengan terjadinya Pendamaian. Pada saat itulah juga Tahun Yobel, Tahun Pembebasan akan diumumkan setiap 50 tahun sekali.
Pada
 tanggal Lima Belas bulan Tishri ditetapkan TUHAN sebagai Hari Raya 
Pondok Daun (Sukkot). Berbeda dengan dua hari raya yang mendahuluinya 
yang harus diperingati dengan prihatin dan khusuk, hari raya ini harus 
diperingati dengan penuh suka cita dan kegembiraan.
Pada 
Hari Raya Pondok Daun ini, orang-orang Israel diperintahkan ‘tinggal’ di
 pondok-pondok ranting dan dedaunan. Perhatikanlah bahwa hal ini sangat 
spesifik menyangkut ‘tempat tinggal’, ini membawa kita mengingat janji 
Kedatangan Tuhan Yesus kembali untuk menjemput kita adalah mengenai 
suatu tempat tinggal di Rumah Bapa yang akan Dia sediakan bagi kita 
orang percaya.
“Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. 
Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi 
ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke 
situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan 
membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun
 berada.” (Yohanes 14:2-3)
Hari Raya Pondok Daun juga dikenal dengan sebutan lain, yaitu Hari Raya Pengumpulan Hasil/Penuaian Akhir (Chag Ha-Asif / The Feast of Ingathering). Orang-orang Israel biasa merayakan Sukkot
 ini sambil mengumpulkan hasil panen raya sampai malam hari, karena pada
 hari itu bulan akan mencapai purnama penuh (Tanggal 15 Tishri).
“…demikian
 juga hari raya pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau 
mengumpulkan hasil usahamu dari ladang.” (Kel. 23:16b)
“Hari
 raya Pondok Daun haruslah kau rayakan tujuh hari lamanya, apabila 
engkau selesai mengumpulkan hasil tempat pengirikanmu dan tempat 
pemerasanmu.” (Ula 16:13)
Hal ini membuat kita mengerti bahwa Sukkot atau
 Hari Raya Pondok Daun merupakan nubuat berkaitan dengan Hari Kedatangan
 Tuhan kembali atau “Pengangkatan” orang percaya. Peristiwa 
“Pengangkatan” (Caught up) sering disebut juga sebagai peristiwa Pengumpulan (Gathering) yang dinubuatkan dengan Hari Raya Pengumpulan Hasil atau Hari Raya Pondok Daun ini.
“Tentang
 kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya (gathering – KJV) 
kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara…” (2 Tes 2:1)
Inilah waktunya untuk menyingkap rahasia ini kepada Jemaat Tuhan Yesus, yaitu bahwa peristiwa “Pengangkatan” orang percaya (Caught up) yang sering disebut juga sebagai peristiwa Rapture,
 akan terjadi pada saat yang sama ketika Hari Raya Pengumpulan Hasil 
atau Hari Raya Pondok Daun diperingati, yaitu pada tanggal 15 Tishri 
pada suatu saat yang tidak lama lagi.
PESAN TUHAN DALAM HARI RAYA ROSH HASHANAH DAN YOM KIPPUR
Lalu, apa pesan dan nubuat yang terkandung dalam Hari Raya Sangkakala dan Hari Raya Pendamaian ?

Pesan Tuhan mengenai dua hari raya ini adalah agar kita melakukan “Teshuvah” atau “berbalik” setiap memasuki Tanggal 1 Tishri (Hari Raya Sangkakala atau Yom Teruah atau Rosh Hashanah), kita harus memperingatinya dengan melakukan Sepuluh Hari “Teshuvah” sampai Tanggal 10 Tishri (Hari Pendamaian atau Yom Kippur). Selama masa “Teshuvah”
 kita berbalik dari jalan kita yang melenceng dan kembali mendekatkan 
diri kita kepada TUHAN, sehingga pada hari raya Pondok Daun kita dapat 
menghadap Tuhan dengan penuh suka cita sebagai syarat memasuki Hari Raya
 Pondok Daun, sesuai perintah kitab Imamat.
“… kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, tujuh hari lamanya.” (Imamat 23:40)
“Teshuvah”
 inilah yang selalu disebut sebagai berjaga-jaga menjelang Kedatangan 
Tuhan. Kita harus berbalik sebelum Tuhan Yesus datang kembali, jika 
tidak kita tidak berada dalam keadaan layak untuk menghadap Dia.
“Berjaga-jagalah
 senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari
 semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan 
Anak Manusia.”  (Lukas 21:36)
Subscribe to:
Comments (Atom)





 
 